Jakarta - Makan buah dan sayur penting bagi pemenuhan gizi anak dan keluarga. Namun tak jarang ditemui masyarakat yang menganggap buah dan sayur hanya sebagai pelengkap makanan.
"Makan buah dan sayur bukan hanya supaya lancar buang air besar lho. Makan sayur dan buah sudah terbukti melalui penelitian bisa mengurangi risiko ibu darah kental, berat badan bayi lahir rendah hingga retinoblastoma," tutur dr Tan Shot Yen, dalam temu media Hari Kelainan Bawaan di Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Untuk itu, dr Tan mengatakan makan buah dan sayur harus menjadi bagian penting dalam keseharian keluarga Indonesia. Agar bisa tercapai, berikut 4 trik yang bisa dilakukan:
1. Makan bersama di sekolah
dr Eni Gustina MPH, Direktur Kesehatan Keluarga, Kemenkes RI, mengatakan salah satu program yang sedang diuji-coba oleh Kemenkes adalah penguatan UKS dan Kantin Sehat di sekolah. Siswa diharapkan makan makanan yang sudah disiapkan kantin atau membawa bekal dari rumah untuk menghindari jajan sembarangan.
"Kalau makan bersama kan nanti ada keinginan bersama. Wah teman saya makan sayur, saya juga nggak boleh kalah dong makan sayur juga," tutur dr Eni.
"Kalau makan bersama kan nanti ada keinginan bersama. Wah teman saya makan sayur, saya juga nggak boleh kalah dong makan sayur juga," tutur dr Eni.
2. Variasi MPASI
Salah satu penyebab anak ogah makan buah dan sayur bisa saja karena menu sayur yang dimasak
itu-itu saja. Untuk itu, dr Tan menekankan pentingnya variasi menu makanan, bahkan sejak fase makanan pendamping air susu ibu (MPASI).
"Ini juga penting untuk posyandu, jangan kacang ijo lagi, kacang ijo lagi. Juga saat memberikan MPASI jangan bikin anak tersedak nanti dia jadi trauma dengan sayur," paparnya.
itu-itu saja. Untuk itu, dr Tan menekankan pentingnya variasi menu makanan, bahkan sejak fase makanan pendamping air susu ibu (MPASI).
"Ini juga penting untuk posyandu, jangan kacang ijo lagi, kacang ijo lagi. Juga saat memberikan MPASI jangan bikin anak tersedak nanti dia jadi trauma dengan sayur," paparnya.
3. Bermain dengan makanan
Menurut peneliti dari De Montfort University, Leicester, kunci untuk membuat anak-anak mau makan sayur dan buah adalah tidak menekan mereka untuk melakukannya. Trik berikutnya adalah membiarkan mereka 'bermain' terlebih dahulu.
'Permainan sensorik' inilah yang kemudian membuat anak tak lagi melihat sayur dan buah yang selama ini dibencinya sebagai makanan yang tidak enak atau pahit.
Bahkan anak-anak yang sempat bermain-main dengan buah dan sayur tadi tak lagi perlu didorong, apalagi dipaksa untuk memakannya. Secara alami mereka mengonsumsi bahan-bahan makanan tersebut sesaat selepas percobaan.
'Permainan sensorik' inilah yang kemudian membuat anak tak lagi melihat sayur dan buah yang selama ini dibencinya sebagai makanan yang tidak enak atau pahit.
Bahkan anak-anak yang sempat bermain-main dengan buah dan sayur tadi tak lagi perlu didorong, apalagi dipaksa untuk memakannya. Secara alami mereka mengonsumsi bahan-bahan makanan tersebut sesaat selepas percobaan.
4. Padanan rasa yang cocok
dr Tan mengatakan salah satu cara mencoba membiasakan anak mengonsumsi sayuran yakni dengan mencari pasangan makanan yang cocok dengan sayur tersebut. Ia memberi contoh ayam bakar dengan sayur lalapan.
"Kalau makan sayur sama lalapan kan nggak jodoh. Makannya cari jodoh makanannya (seperti lalapan yang cocok disantap dengan ayam bakar) biar anak mau makan," sambung dokter sekaligus penulis buku 'Anak Sehat Indonesia' ini.
"Kalau makan sayur sama lalapan kan nggak jodoh. Makannya cari jodoh makanannya (seperti lalapan yang cocok disantap dengan ayam bakar) biar anak mau makan," sambung dokter sekaligus penulis buku 'Anak Sehat Indonesia' ini.
sumber : https://health.detik.com/read/2017/03/21/090326/3452184/1301/5/agar-terbiasa-makan-sayur-ini-4-trik-yang-bisa-dilakukan