Nah, diungkapkan pakar fetomaternal dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Med Damar Prasmusinto SpOG(K), berat badan lahir rendah bisa dideteksi sejak di kandungan. Caranya, dengan rutin melakukan pemeriksaan USG minimal tiap trimester kehamilan.
"Dengan USG kita bisa lihat pertumbuhan si bayi sesuai nggak dengan kurva normal. Kan di hasil USG ada tuh berat bayi di bulan ke sekian berapa gram, kemudian di bulan berikutnya berapa gram," kata dr Damar ditemui di Klinik Fetomaternal RSCM, Jl Kimia, Jakarta Pusat, Rabu (7/10/2015).
Berat badan bayi yang terdapat di hasil USG kemudian perlu dimasukkan dalam kurva tumbuh kembang janin. Dengan begitu, bisa dilihat apakah bayi mengalami kelambatan pertumbuhan atau sebaliknya, kelebihan pertumbuhan.
"Kalau pertumbuhannya melambat misalnya, dicari apa sebabnya. Seringnya sih karena masalah nutrisi ya, kekurangan nutrisi. Kalau begitu ya perlu dievaluasi lagi pola makan ibunya bagaimana," lanjut dokter berkacamata tersebut.
Selama hamil, kecukupan nutrisi ibu harus dipenuhi, termasuk untuk makronutrien dan mikronutrien yang perannya saling berkaitan. Misalnya saja, siklus biokimia asam folat memerlukan vitamin B12 dan B6. Sehingga, ketika asam folat sudah mencukupi tapi ibu kekurangan vitamin B6 dan B12, maka manfaat asam folat untuk perkembangan janin tak bisa optimal.
Begitu juga zat besi yang penyerapannya akan lebih optimal jika ibu cukup mendapat asupan vitamin C. Nah, cara memenuhi kesinambungan mikronutrien dan makronutrien tersebut menurut dr Damar tak lain adalah dengan mengasup makanan bergizi seimbang.
"Jangan lupa bahwa general check up pada anak itu penting. Sehingga, saat ketahuan dia defisiensi (zat-red) apa, bisa diperbaiki lebih dini," pungkas dr Damar.
0 komentar:
Terima kasih sudah berkunjung, Silahkan Tinggalkan Komentar