A. Selayang Pandang
Setu
 Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan 
murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, 
rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang 
luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di 
mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami 
setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah 
orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. 
Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti 
pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah 
tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar 
Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. 
Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, 
yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan 
ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, 
seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Dalam
 sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi 
sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah 
DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta 
Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal)
 dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin
 luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah 
DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan
 yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 
dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya 
Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai 
berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai 
kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah 
persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh 
Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. 
Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek 
yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
B. Keistimewaan
Perkampungan
 Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan  
budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke 
kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang 
akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri
 jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung 
berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang
 tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang
 banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, 
ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, 
soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue 
apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan 
juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari 
cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, 
gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah 
panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan 
Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan 
prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, 
akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu 
Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan 
juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata 
danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini 
biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar 
bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu,
 wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi 
danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan 
ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat 
tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila 
berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan 
dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik 
untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka 
pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga 
dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara 
lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, 
mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan 
masih banyak lagi.
Yang
 baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, 
sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu 
Babakan. Selain itu Setu babakan adalah salah satu tempat favorit 
bersepeda santai di Jakarta Selatan.
C. Lokasi
Perkampungan Setu Babakan berlokasi di 
Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, 
Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. Pintu masuk utama adalah Pintu Si 
Pitung yang terletak di Jalan RM. Kahfi II.
D. Akses
Akses
 menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat 
banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal 
Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M
 menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun 
di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi 
wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi 
menuju perkampungan Setu Babakan.
Alternatif lainnya, pengunjung yang 
berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 
jurusan Blok M—Pasar Minggu—Cimpedak atau menggunakan angkutan umum 
bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu 
Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta 
memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian 
dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau 
bersepeda mengelilingi Setu Babakan. 
E. Harga Tiket
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan 
ini tidak dipungut biaya, namun hanya dikenai biaya parkir kendaraan 
yang berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000. Untuk wisatawan yang 
bersepeda di areal Setu Babakan tidak dipungut biaya masuk alias gratis.
 Wisatawan yang berkunjung ke sini diperbolehkan menikmati suasana 
perkampungan dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Sebagai
 sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini 
telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, 
panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, 
wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas
 ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan
 lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal 
yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah 
terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama 
OSEBA (onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu 
pagi di depan halaman panggung utama.
 
 
 
 
 
 
 
0 komentar:
Terima kasih sudah berkunjung, Silahkan Tinggalkan Komentar