BAHAYA XANAX


Hasil otopsi atas penyebab kematian Whitney Houston pada pertengahan Februari lalu, memang tidak dirilis oleh kepolisian Los Angeles. Namun melihat riwayat kecanduan Whitney terhadap kokain dan mariyuana seperti yang diungkapkannya beberapa tahun silam dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey, serta ditemukannya botol pil penenang dalam kamar mandi tempat jenasahnya ditemukan, banyak yang berspekulasi bahwa penyebab kematiannya adalah mencampur alkohol dan obat penenang. Dalam wawancara tersebut, Whitney juga mengakui bahwa sesekali dia membutuhkan alkohol untuk menenangkan diri.
Kombinasi mematikan benzodiazepin dan minuman beralkohol mungkin telah membunuh Whitney Houston. Apakah salah satu obat (paling menguntungkan) yang paling diresepkan di Amerika benar-benar berbahaya?
“Dibunuh oleh Obat Resep” demikian media setempat menuliskan judul berita kematian Whitney. Beberapa diantaranya dengan jelas menyebut Xanax dan Benzodiazepin sebagai pelakunya, beberapa yang lain menyebutkan penyebabnya adalah mixing atau campuran antara Xanax-Ativan-Valium, yang artinya tripel benzodiazepin dengan cocktail atau minuman beralkohol. Sebuah berita dirilis oleh TMZ yang bersumber dari penegak hukum di Los Angeles menyebutkan Whitney merupakan gambaran budaya selebriti di Amerika yang sudah terbiasa dengan konsumsi obat-obatan resep dokter seperti Xanax, Ibuprofin untuk nyeri, Midol untuk kram menstruasi, dan amoksisilin antibiotik dosis tinggiuntuk saluran infeksi saluran pernafasan.
Faktanya, Xanax jika tidak dicampur dengan NAPZA, alkohol atau obat-obatan jenis lain, jarang menimbulkan efek mematikan. Demikian pula benzodiazepin, kecuali bila diminum dalam jumlah yang sangat banyak sekali waktu. Kematian demi kematian akibat Xanax ini di Amerika menimbulkan pertanyaan pada masyarakat, tentang manfaat yang sekaligus beriringan dengan bahaya yang lebih serius, yaitu adanya ketergantungan tersendiri dari penggunaannya. Saat Xanax diresepkan untuk pecandu kronis seperti Whitney, Xanax dan Benzodiazepine cenderung digunakan untuk meningkatkan efek NAPZA lain yang digunakan.
Sebelum generasi Whitney Houston, seorang penyanyi RnB berbakat keturunan Afrika-Amerika yang sama-sama memiliki suara indah, Judy Garland mengalami hal yang sama. Keduanya bernasib sama, ditemukan meninggal sendirian dalam bak mandi pada usia 48 tahun, dengan penyebab kematian secara medis dari jantung dan gagal paru-paru karena kombinasi alkohol dan obat penenang.
Laporan medis penyebab kematian Judy Garland yang meninggal pada 1969 mengungkapkan adanya kandungan 10 kapsul pil penenang Seconal dalam darahnya. Ironisnya, saat benzodiazpine dengan nama pasar Librium dilempar ke pasaran pada tahun 1960 silam, kemudian Valium sepuluh tahun kemudian, golongan Benzodiazepin dianggap sebuah kemajuan dalam penanganan medis bagi pecandu karena resiko overdosisnya lebih rendah dari penggunaan NAPZA. Namun pada kenyataannya, baik itu Seconal, Nembutal dan berbagai jenis Benzodiazepin lainnya telah menjadi penyebab kematian selebriti Hollywood seperti Marlyn Monroe, Jimi Hendrix, Tennese Williams. Sama halnya dengan Xanax yang pada era masa kini menjadi penyebab kematian Michael Jackson, Heath Ledger dan Whitney Houston.
Xanax dan jenis benzodiazepine lain menjadi penyebab utama kematian over dosis karena penggunaannya dicampur dengan berbagai jenis NAPZA lain termasuk alkohol. Tercatat Anna Nicole Smith juga mengalami over dosis setelah mencampur Xanax dengan sembilan jenis benzodiazepine lain.
Pada tahun 1980 Xanax disetujui untuk diresepkan sebagai obat “panic attack” dan sejak saat itu menjadi obat yang paling sering diresepkan untuk menangani masalah kejiwaan, dan jauh melampaui pemberian resep obat penenang lain. Hal ini pernah digambarkan dalam sebuah film pada tahun 1994 berjudul “The Prozac Nation” yang merupakan kisah nyata Elizabeth Wurtzel, seorang remaja yang mengatasi depresinya dengan mengkonsumsi anti depresan bermerk dagang Prozac.
Setiap tahun, dokter di Amerika meresepkan lebih dari 50 juta obat jenis benzodiazepin, dan ini lebih dari satu resep setiap detiknya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh American Psychiatric Association (APA), 11% sampai 15% dari warga Amerika berusia dewasa memiliki persediaan obat penenang di lemari obat mereka sementara hanya 1% yang tercatat menggunakan obat jenis ini dalam pusat-pusat perawatan kesehatan dan kecanduan. Zat yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan dalam penggunaan jangka waktu tertentu dan rutin ini, biasanya diberikan kepada pecandu alkohol dan pecandu opiat untuk memadamkan rasa takut dan kegelisahan selama waktu detoksifikasi. (IH)
*) Penulis kolom DRUGS pada media The Fix
Artikel ini diterjemahkan dari www.AlterNet.org
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung, Silahkan Tinggalkan Komentar

Popular Posts